Telah saya sampaikan sebelumnya bahwa saya tidak pernah berminat dengan tawaran peluang bisnis yang mudah dan cepat mendatangkan keuntungan.
Jika demikian adanya, apakah lalu kita menjadi berkecil hati atau bahkan mengurungkan niat untuk memiliki usaha sendiri. Jangan… jangan pernah berhenti berusaha. Jika Anda memang sudah mantap itulah jalan hidup yang harus ditempuh, tidak perlu ragu. Bersegeralah untuk memulainya.
Sebagai sesama pelaku usaha kecil, saya ingin berbagi semangat dan pandangan dalam berbisnis.
Meskipun semua jenis usaha itu tidak ada yang mudah, tetapi kita harus tetap optimis. Insya Allah jika kita mau berusaha, kita akan diberi kecukupan rezeki. Dalam arti cukup untuk kehidupan sehari-hari, cukup untuk membesarkan anak-anak kita.
Tuhan telah berjanji untuk mencukupi rezeki semua makhluk ciptaan-Nya dan Dia-lah zat yang Maha Menepati Janji. Yang tidak pernah Dia janjikan adalah bahwa Dia akan membuat semua hamba-Nya kaya raya bergelimang harta. Jadi selama kita tidak menjadikan kekayaan materi sebagai tujuan hidup, kita tidak perlu takut untuk terjun memulai usaha.
Pertanyaannya, jika memang kekayaan bukanlah tujuan, lalu untuk apa kita berbisnis ? Ada satu pengalaman saya saat masih kuliah yang masih lekat dalam ingatan hingga saat ini.
Ada satu artikel “Sosok” dari harian Kompas (biasanya dimuat di halaman 16) yang sangat membekas dalam ingatan saya. Artikel tersebut menceritakan prinsip berbisnis yang dijalankan oleh seorang pengusaha sukses.
Dia mengibaratkan orang yang menjalankan usaha itu seperti pemain bola sodok (bilyard). Seorang pemain bilyard sangat jarang mengarahkan sodokan bolanya langsung ke lubang yang ada di meja bilyard. Biasanya mereka selalu memantulkan terlebih dahulu bola-bola bilyard tersebut sebelum mengarah masuk ke lubang yang dituju.
Begitu pula dengan berbisnis. Benar bahwa tujuan berbisnis adalah untuk mengais rezeki, tetapi janganlah kita menjadikan usaha tersebut semata-mata hanya untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Ada tujuan yang lebih mulia, yaitu untuk membantu orang lain. Keuntungan materi dengan sendirinya akan datang manakala pelanggan puas dengan pelayanan atau produk yang kita berikan.
Beberapa tahun mencoba menerapkan prinsip ini dalam usaha furniture,saya merasakan sendiri manfaatnya. Banyak pelanggan yang tetap setia membeli produk dari perusahaan saya selama bertahun-tahun. Saat saya dalam kesulitan pun mereka dengan senang hati datang membantu.
Yang saya lakukan hanyalah selalu berusaha memberikan produk berkualitas dengan jadwal pengiriman yang tidak jauh meleset dari kesepakatan. Tidak lupa saya pun selalu berusaha memberikan update model-model terbaru untuk membantu upaya marketing mereka. Pendek kata saya selalu berusaha membantu customer agar bisnis mereka berjalan dengan lancar.
Harus kita sadari bahwa Tuhan memberikan rezeki dengan berbagai macam jalan. Pelanggan-pelanggan yang selalu datang kepada kita, itulah jalan yang Dia kehendaki untuk menyalurkan rezeki-Nya. Agar rezeki lancar, maka kita harus selalu “merawat” jalan tersebut dengan sungguh-sungguh. Caranya….tidak lain dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pelanggan.
Sebelum saya akhiri tulisan ini, saya ingin sampaikan satu semboyan dari orang-orang tua di kampung zaman dahulu. Semboyan yang sangat sederhana, tapi maknanya begitu dalam. “Nek obah rak yo mamah” yang terjemahan langsungnya kira-kira “Kalau gerak, pasti ngunyah/makan”. Makna luasnya adalah kalau kita mau berusaha pasti ada rezeki yang bisa dimakan….insya Allah.
Leave a Reply